Selasa, 05 Juni 2012

MAKALAH
CIVIC EDUCATION TENTANG NEGARA
DOSEN PEMBIMBING:
M. SYARIFUDIN,M.Pd
SMESTER 1 (SATU ) TAHUN AKADEMIK 2009/2010

 Di susun oleh:
HASIBAH


JURUSAN : PAI FAKULTAS:TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM QAMARUL HUDA (I    A    I    Q    H) BAGU-PRINGGARATA LOMBOK TENGAH TAHUN AKADEMIK 2012
    Negara
Negara merupakan integrasi  kekuasaan politik, ia adalah organisasi pokok
dan kekuasaan politik, Negara adalah agency (alat) dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan –hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat .
    Pengertian
Oleh beberapa ahli Pengertian Negara didefiniskan sebagai berikut:
J.Rger H.soltau “ Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas masyarakat:    (the state is an agency on authority managing or controlling these (common) Affairs on behalf of and in the name of the community.
Jadi, dari pendapat para ahli di atas dapat kita simpulkan bahwa Devinisi Umum Tentang Negara adalah “ Suatu daerah territorial yang rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga negara nya ketaatan pada peraturan perundang-undangan melalui penguasaan (control) monopolistis dari kekuasaan yang sah.
    Tugas Negara
Berdirinya satu  negara mempunyai tugas –tugas. Secara umum bahwa negara  mempunyai dua  tugas yaitu :
a.    Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala  kekuasaan yg asosial yakni yang bertentangan                                                                                                                                                                                    satu   sama  lain,  supaya tidak menjadi     antagonisme yg membhayakan;
b.     Mengorganisir   dan  mengintegerasikan    kegiatan  manusia dan golongan-golongan ke arah tercapainya tujuan-tujuandari masyarakat seluruhnya.                   
    Sifat-Sifat Negara
               Negara mempunyai sifat-sifat khusus yang Merupakan Manifestasi dari  kedaulatan yangdimilikinya dan yang hanya terdapat pada negara saja dan tidak terdapat pada asosiasi atau organisasi lainnya.
    Unsur-unsur negara dapat kami rincikan sebagai berikut :
1.    Wilayah, setiap penduduk negara menduduki tempat tertentu di muka bumi dan mempunyai   perbatasan tertentu.
2.    Penduduk, setiap  negara mempunyai penduduk dan kekuasaan negara menjangkau  semua penduduk di dalam wilayahnya.
3.    Pemerintah, setiap negara mempunyai suatu organisasi yang berwenang untuk merumuskan dan melaksanakan keputusan-keputusan yang mengikat bagi seluruh penduduk di dalam wilayah.
4.    kedaulatan. Kedaulatan adalah kekuasan yang tertiggi untuk membuat undang-undang dan melaksanakannya dengan semua cara termasuk paksaan yang tersedia.
    Teori-Teori Asal Mula Terjadinya Negara
1.    Teori Ketuhanan
2.    teori perjanjian
3.    teori kekuasaan
4.    teori praktek
    Tujuan dan Fungsi Negara
    Negara di pandang Sebagai organisasi Mnusia yang hidup dan bekerja samauntuk mengejar beberapa tujuan bersama Dapat di katakana bahwa tujuan terakhir setiap Negara adalah menciptakan ke bahagiaan bagi rakyat nya.
    Bentuk-bentuk Negara
1. Bentuk Negara Kesatuan / Unitarisme Negara Kesatuan Dapat berbentuk
a.    Negara Kesatuan Dengan Sitem Sentralisasi
b.    Negara Kesatuan Dengan Sistem Desentralisasi
2. Negara Federasi / Serikat
a. Pemerintah Federasi
b.Pemerintah Negara bagian
    Persamaan Antara Negara Kesatuan Dengan Negara Serikat Yaitu
                Perihal pembagian daerah / wilayah baik Negara kesatuan maupun Negara  serikat terdapat pembagian Wilayah, Perihal pemerintahannya :
a.    Pada Negara kesatuan dengan system desentralisasi terdapat dua pemerintahan yaitu pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
b.    Pada Negara serikat terdapat dua pemerintahan yaitu pemerintahan federal (pemerintah Negara gabungan) dan pemerintahan Negara bagian
    Perbedaan Antara Negara Kesatuan Dan Negara Serikat
1. Negara kesatuan
    a). Negara tunggal yang monosentris merupakan kebulatan tunggal (Utility)
b). Hak otonomi dari daerah-daerah dalam Negara kesatuan merupakan pemberian dan pemerintah pusat.
c). Wewenang pembentukan /penyusun UU (undang-undang) pusat di tetap kan dalam suatu rumusan yang umum dan wewenang pembentuk Undang-undang local tergantung pada pembentuk undang-undang
d). Kekuasaan yang belum jelas apakah termasuk kekuasaan pemerintah pusat atau pemerintah daerah maka kekuasaan itu di anggap merupakan kekuasaan pemerintah pusat.
2. Negara Serikat / federasi
a). Negara berganda yang poysentris serta merupakan persatuan (union)
b). Hak-hak Negara bagian dalam mengatur urusan dalam Negara nya adalah hak asli dari Negara bagian itu sendiri
c). wewenang pembentuk / penyusun UU (undang-undang) pusat untuk mengatur hal-hal tertentu telah di terperinci satu persatuan dalam konstitusi Federal / serikat
d). Apabila terjadi dalam Negara serikat/Federal, maka kekuasaan yang belum jelas itu dianggap termasuk kekuasaan pemerintah negara bagian.

MAKALAH
Tentang
TIGA TAHAP KAJIAN KEISLAMAN ALA BARAT
DOSEN PEMBIMBING:
ABDUL KADIR, M.Pdi
SMESTER II (DUA ) TAHUN AKADEMIK 2009/2010

 Di susun oleh:
HASIBAH

JURUSAN : PAI FAKULTAS:TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM QAMARUL HUDA
            (I    A    I    Q    H)
BAGU-PRINGGARATA LOMBOK TENGAH
TAHUN AKADEMIK 2012
A.    Tiga tahapan kajian islam ala barat
Kajian islam merupakan di siplin moderen yang sudah berusia sangat tua.
 Kajian islam berasal dari teradisi panjang kaum muslimin untuk membangun kesarjanaan guna memahami  agama mereka sendiri. Perubahan tahapan pendekatan di latarbelakangi oleh semangat kejadian yang memfungsikan hasil kajian ini sebagai sebuah landasan kebijakan, baik secara teologi, politis maupun saintifik, pertumbuhan dan pertumbuhan kajian islam ala barat dapat di isenfikasi kedalam tiga tahap : pertama tahap teologis, kedua tahap teologis, kedua tahap politis, ketiga tahap saintifik.
1.    TAHAP TEOLOGIS
Secara teori, pendekatan teologis dalam studi agama akan mengkaji  teologi agama-agama yaitu Teologi tertentu yang muncul dalam tradisi keagamaan particular yangg di adopsi dari luar agama, Teologi agama yaitu upaya membangun suatu teologi agama yang lebih universal yang dalam hal ini mengonsentrasi kan pada kategori-kategori transenden dan teologi agama-agama global dalam seluruh kompleksitas moral, manusia dan natural, dari sana segera muncul upaya mengkonseptualisaikan kembali kategori-kategori teologis yang muncul dari tradisi keagamaan tertentu yang dapat mengarah kan perkembangan  kondisi dan situasi global yang mempengaruhi setiap orang pendekatan  teologi ini menjadi bagian  yang mendapat kan perhatian yang cukup luas di kalangan sarjana barat.
2.    TAHAP POLITIS
Penelitian yang di laku kan oleh kaum orientalis ini lebih mengedepan kan upaya memberikan sokongan terhadap kekuasaan dan sikap hegemini barat atas dan bangsa-bangsa Timur yang sebagian besar penduduk nya  beragama islam.
3.    TAHAP SAINTIFIK
Memasuki abad ke- 19, sikap kalangan keristen terhadap islam mulai di hubung kan dengan kesesuaian agama itu untuk menjawab kecendrungan rasional yang berekat repormasi telah menandai msyarakat barat modern.
Berdasarkan imformasi data di atas,walaupun telah menerap kan cara dan pendekatan ilmiah (scientific approach) kaum orientalis periode ini masih menoreh kan keyakinan dan kerangka berfikirnya dalam melakukan kajian keislaman sehingga hasil-hasil meninggalkan luka hati umat Muslim.



MAKALAH
Tentang
MEMASUKI MAQAM MA’RIFAT BILLAH
DOSEN PEMBIMBING:
H.ZarkasiI EfendyY,M.PdI
SMESTER III (TIGA ) TAHUN AKADEMIK 2010/2011


Di susun oleh:
HASIBAH
JURUSAN : PAI FAKULTAS:TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM QAMARUL HUDA
            (I    A    I    Q    H)
BAGU-PRINGGARATA LOMBOK TENGAH
TAHUN AKADEMIK
2012
1.    DZIKRULLAH
    Salah satu sifat yang terpenting dalam thasauf dan tharikat adalah dzikrullah. Dzikir pada hakikatnya adalah mengigat tuhan dan melupakan apa saja selain allah sewaktu dalam berdzikir
Ada dua golongan orang yang berdzikir kepada allah, golongan itu adalah:
a.    golongan mahzub, yaitu golongan orang-orang yang mendapatkan cahaya iman secara langsung dari allah tanpa harus didahului dengan berdzikir lebih dulu. Sehingga apabila ia berdzikir dalam langkah mencari iman ini, ia tidak akan mengalami kesukaran atau halangan yang berarti.
b.    golongan salik, yaitu golongan orang yang sebelum mendapatkan cahaya Iman harus didahului dengan berdzikir lebih dahulu, sehingga dalam melaksanakan dzikirnya iti ia banyak sekali mengalami kesukaran-kesukaran atau hambatan-hambatan terutama yang datangnya dari nafsu.
Dzikir secara umum ada dua macam, yaitu dzikir dengan hati dan dzikir dengan lisan. Masing-masing dari keduanya terbagi dalam dua arti, yaitu:
1.    Dzikir dari arti ingat dari yang tadinya lupa.
2.    Dzikir dalam arti kekal ingatannya.
2.    KHALAWAT
Khalawat bagi golongan shufi adalah belajar menerapkan hati, melatih jiwa dan hati itu berkekalan ingat kepada allah dan dengan demikian tetap selalu memperhambakan diri kepada allah. Alasan ini didasarkan kepada keterangan amalan-amalan yang yang tidak akan diterima oleh allah kecuali jika amalan-amalan itu dikerjakan dengan ikhlas semata-mata dan hanya ditujukan kepada allah saja.
3.    MURAQABAH
Muraqabah sebagai salah satu ajaran thasauf yang bertujuan memantapkan segi hakikat untuk mencapai ma’rifat billah, menurut kaum shufi aadalah keadaan seseorang meyakini sepenuh hati bahwa allah selalu melihat dan mengawasi kita, tuhan mengetahui gerak gerik kita dan bahkan apa saja yang terlintas dalam hati kita.
4.     FANA
Didalam ajaran thasauf dijelaskan, bahwa seseorang yang ingin mencapai ma’rifat kepada allah haruslah selalu mendekatkan diri kepada allah. Dan sarana efektif untuk mencapai pertemuan dengan allah dan berma’rifat dengan-nya adalah harus melakukan amal saleh.
Untuk mencapai “liqa allah” ada dua kewajiban yang terlebih dahulu harus dijalankan, yaitu:
1.    Mengerjakan amal saleh, dengan menghilangkan segala sifat tercela dan menetapkan sifat-sifat terpuji atau dalam istilah shufi disebut takhalli dan tahali.
2.    Meniadakan segala sesuatu termasuk dirinya sehingga yang ada hanyalah allah semata-mata dalam beribadah.
5.     MUSYAHADAH
Musyahadah adalah nampaknya allah pada hamba-nya diman seorang hamba tidak melihat sesuatu apapun dalam beribadah, kecuali hanyalah menyaksikan dan meyakini dalam hatinya, bahwaia hanyalah berhadapan dan dilihat oleh allah. Dalam beribadah ia tidak menghiraukan lagi terhadap sesuatu yang disekelilingnya, termasuk dirinya sendiri karna asiknya berhubungan dengan allah seakan-akan alah benar-benar nampak dihadapannya.

MAKALAH
Tentang
HADITS TENTANG PERINTAH PUASA
DOSEN PEMBIMBING:
Saharudin, S.S.,M.A.
SMESTER IV (EMPAT ) TAHUN AKADEMIK 2010/2011

Di susun oleh:
HASIBAH
JURUSAN : PAI FAKULTAS:TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM QAMARUL HUDA
            (I    A    I    Q    H)
BAGU-PRINGGARATA LOMBOK TENGAH
TAHUN AKADEMIK
2012
    HADIST TENTANG PERINTAH PUASA
1.    Barang siapa berpuasa ramadhan dengan keimanan dan megharap pahala/keridhoan allah, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.( HR. Bukhari ).
2.    Bau mulut seorang yang berpuasa lebih harum di sisi allah pada hari kiamat dari harumnya misik ( minyak wangi paling harum di dunia ). ( HR. bukhri    ).
3.    Barrang siapa tidak dapat meninggalkan ucapandan perbuatan dusta, Waktu berpuasa maka allah tidak membutuhkan lapar dan kausnya ( HR. Bukhari ).
4.    Barang siapa sholat malam pada malam lailatul Qodar dengan keimanan dan harapan pahala ari allah maka akan terampuni dosa-dosanya yang terdahulu. ( HR. Bukhari ).
5.    Barang siapa memberi makan kepada orang yang berbuka puasa maka dia memperoleh pahalanya, dan pahala bagi yang menerima makan, berpuasa tidak dikurangi sedikitpun.   (HR.Tirmidzi ).
6.    Tidaklah termasuk kebajikan orang yang tetap berpuasa dalam perjalanan ‘musafir’ ( HR. Bukhari ).
7.    Barang siapa berbuka puasa  sehari  t anpa rukshah ‘alasan yang dibenarkan’ atau sakit, tidak akan dapat ditebus (dosanya) dengan berpuasa seumur hidup meskipun dia melakukannya.  (HR. Bukhari Muslim ).
    MANFAAT PUASSA
Puasa memiliki beberapa  manfaat ,  ditinjau dari segi kejiwaan, sosial dan kesehatan diantaranya.
1.    Manfaat puasa secara kejiwaan adalah puasa membiasakan kesabaran, menguatkan kemauan, mengajari dan membantu bagaimana menguasai diri, serta mewujudkan, dan membentuk ketaqwaan yang kokoh dalam diri, yang ini merupakan hikmah puasa yang paling utama.
2.    Pmanfaat puasa secara sosial  adalah membiasakan umat berlaku disiplin, bersatu, cinta keadilan dan persamaan, juga melahirkan perasaan kasih sayang dalam diri orang-orang beriman Dah mendorong mereka berbuat kebajikan.
3.    Dari segi kesehatan adalah membersihkan usus-usus, memperbaiki kerja pencernaan, membersihkan tubuh,dari sisa-sisa dan endapan makanan, mengurangi kegemukan, dan kelebihan lemak dari perut.
    LARANGAN BERBUAT PELANGGARAN SELAMA BERIBADDAH PUASA
a.    Makan dan minum dengan sengaja, jika dilakukan karena lupa tidak batal puasanya.
b.    Zina ( bersenggama ).
c.    Memasukkan makanan kedalam perut. Termasuk dalam hal ini adalah suntikan yang mengenyagkan dan transfusi darah bagi orang yang berpuasa.
d.    Mengeluarkan mani dalam keadaan terjaga karna onani, bersentuhan, ciuman atausebab lainnya dengan sengaja.
e.    Keluarnya darah haid dan nifas, manakala seorang wanitamendapati darah haid, atau nifas batallah puasanya,baik pada pagi hari atau sore hari sebelum terbenam matahari.
f.    Sengaja muntah, dengan mengeluarkan makanan atau minuman dari perut melelui mulut.
g.    Murtad dari islam ( semoga allah melindungi kita darinya ), perbuatan ini menghapuskan segala amal kebaikan.
Kafarat Atau Pelanggaran Dalam Puasa Ramadhan
1.    Kafarat bagi laki-laki yang menjima’ istrinya
membayar kafarat yaitu; membebaskan seorang budak, kalau tidak mampu maka puasa dua bulan berturut-turut, kalau tidak mampu maka memberi makan enam puluh orang miskin.
2.    Gugurnya kafarat
Barang siapa yang telah wajib membayar kafarat, namun tidak mampumembebaskan seorang budakataupun puasa ‘dua bulan berturut-turut’ dan juga tidak mampu memberi makan ‘enam puluh orang miskin ‘ maka gugurlah kewajibannya membayar kafarat, karena tidak ada beban syareat kecuali kalau ada kemampuan.
3.    Kafarat hanya bagi laki-laki
Seorang wanita tidak terkena kewajiban membayar kafarat,karna ketika dikabarkan kepada rasulullah saw, perbuatan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan, beliau hanya mewajibkan satu kafarat saja. Wallahu’allam.

Jumat, 25 Mei 2012


ETIKA PROFESI

  1. ETIKA
Etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani kuno, yakni ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Dalam pengertian ini, etika berkaitan dengan adat istiadat atau kebiasaan hidup yang dianggap baik oleh kalangan masyarakat tertentu. Ada juga yang mengartikan etika adalah nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya (Bertens : 2004 ).

A. Pengertian-pengertian
1. Etika sebagai Sistem Nilai
Dalam pengertian etika sebagai sistem nilai, etika berkaitan dengan kebiasaan yang baik, tata cara hidup yang baik, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain dan juga baik bagi masyarakat
2. Etika sebagai Filsafat Moral
Etika sebagai filsafat moral sebagai salah satu cabang ilmu filsafat yang mempelajari dan membahas tentang nilai-nilai yang dianut oleh manusia beserta pembenarannya.
Etika sebagai filsafat moral mempunyai pengertian yang lebih luas dari pengertian etika sebagai sistem nilai karena pengertian etika sebagai filsafat moral adalah ilmu yang membahas dan mengkaji persoalan benar atau salah secara moral, tentang bagaimana harus bertindak dalam situasi konkrit. Situasi konkrit adalah situasi dilematis, situasi sulit yang harus kita pilih antara dua kemungkinan yang sama-sama tidak menguntungkan. Di dalam situasi ini kita hanya dapat memilih salah satu nilai saja.

  1. Teori-teori Etika
    1. Etika Deontologi
Istilah Deontologi berasal dari kata Yunani deon”, yang berarti kewajiban, sedangkan logos” berarti pengetahuan. Menurut Etika Deontologi, suatu tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Suatu tindakan baik secara moral, sehingga menjadi kewajiban kita untuk melakukan. Sebaliknya suatu tindakan buruk secara moral, maka menjadi kewajiban kita untuk menghindari atau tidak melakukannya.
2. Etika Teleologi
Teleologi berasal dari kata Yunanitelos”, yang berarti tujuan. Etika Teleologi berbeda dengan Etika Deontologi, karena Etika Teleologi tidak menilai perilaku atas dasar kewajiban, tetapi atas dasar tujuan atau akibat dari suatu tindakan. Jadi Etika Teleologi menilai suatu tindakan baik atau buruk berdasarkan tujuan atau akibat yang baik. Sebaliknya, suatu tindakan dinilai buruk, apabila bertujuan atau berakibat buruk.
Etika Teleologi dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu egoisme etis dan utilitarianisme.
  • Egoisme etis menilai bahwa suatu tindakan dianggap baik, apabila bertujuan atau berakibat baik bagi dirinya sendiri
  • utilitarianisme menilai suatu tindakan baik, berdasarkan penilaian apakah perbuatan tersebut membawa akibat yang baik bagi banyak orang..

3. Etika Keutamaan
Berbeda dengan dua teori etika di atas, Etika Keutamaan tidak mempersoalkan akibat suatu tindakan. Etika Keutamaan juga tidak mengacu kepada norma-norma dan nilai-nilai universal untuk menilai moral. Etika Keutamaan lebih memfokuskan pada pengembangan watak moral pada diri setiap orang.
B. Macam-macam Pembagian Etika
Secara umum etika dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu Etika Umum dan Etika Khusus.
  1. Etika Umum
Etika umum menyajikan suatu pendekatan yg teliti mengenai norma-norma yang berlaku secara umum bagi setiap warga masyarakat. Kita membedakan tiga bagian, yakni norma sopan santun, norma hukum dan norma moral. Norma moral sopan santun dibedakan dari norma moral oleh karena hanya berlaku berdasarkan suatu kebiasaan. Norma-norma sopan santun hanya berdasarkan kesepakatan disebut Konvensi.


2.      Etika Khusus
Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Dalam hal ini, norma dan prinsip moral dipandang dalam konteks kekhususan bidang kehidupan manusia yang khusus. Dengan kata lain, etika sebagai refleksi kritis rasional meneropongi dan merefleksi kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada norma dan nilai moral yang ada di satu pihak dan situasi khusus dari bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang dilakukan oleh setiap orang atau kelompok orang dalam suatu masyarakat.

Dalam literatur yang lain Keraf membagi etika:
  1. Etika Deskriptif
Etika deskriptif erat hubungannya dengan antropologi, sosiologi dan psikologi. Etika deskriptif mempelajari dan menguraikan moral sesuatu masyarakat, kebudayaan dan bangsa.
  1. Etika Normatif
Secara sistematis berusaha menyajikan serta membenarkan suatu sistem moral.
Tugas etika normatif ada tiga macam
  1. Berusaha menuangkan berbagai norma, peraturan, pernyataan kewajiban dan nilai moral yang membentuk norma-norma sesuatu masyarakat.
  2. berusaha dengan berbagai cara membenarkan prinsip dasar moral. Suatu masyarakat dapat memiliki berbagai norma moral yang konsisiten dan tidak konsisten
  3. Meta etika
Meta etika adalah studi tentang etika normatif. Meta etika mengkaji makna istilah-istilah moral dan logika dari penalaran moral.
  1. MORAL
A. Moral
Moral adalah kata yang cukup dekat dengan etika. Moral berasal dari Bahasa Latin “mos” (jamak: “mores) yang berarti : kebiasaan, adat. Secara etimologi kata “moral” berarti adat kebiasaan. Secara harfiah, istilah moral sama dengan etika yang berarti adat istiadat, kebiasaan yang baik, tata cara hidup yang baik.
B. Moralitas
Moralitas merupakan kesesuaian sikap dan perilaku seseorang dengan norma-norma yang ada, yang terkait dengan baik buruknya suatu perbuatan.
C. Norma/Kaedah dalam Hubungannya dengan Moral
Norma berasal dari bahasa Latin yang berarti penyiku, yaitu alat untuk mengukur sesuatu. Norma dalam bahasa Arab disebut Kaedah, pada hakekatnya merupakan pedoman hidup, penuntun, petunjuk hidup, bagaimana manusia harus bertindak baik dalam kehidupan.



3. ETOS
A. Etos
Pemakaian kata etos yang sering kita dengar seperti etos kerja, etos profesi, dan sebagainya. Etos adalah suatu kata yang telah diterima dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris ethos berarti ciri-ciri atau sikap dari individu, masyarakat, atau budaya terhadap kegiatan tertentu. Apabila ada istilah etos kerja, maka ini dimaksudkan sebagai ciri-ciri atau sikap seseorang atau sekelompok orang terhadap kerja.

B. Etos Kerja dalam Hubungannya dengan Etika
Etos kerja merupakan sifat dasar seseorang dan sekelompok orang dalam melakukan sesuatu pekerjaan. Etos kerja bisa kuat atau lemah, positif atau negatif, akan terlihat pada saat seseorang tersebut mengalami hambatan atau tantangan dalam pekerjaannya. Etos kerja seorang individu akan sangat dipengaruhi oleh etos kelompok, yaitu etos orang-orang yang ada disekitarnya..
Etika (kebiasaan, watak) sesungguhnya mengacu pada masing-masing pribadi seseorang yang mempunyai kebiasaan, akhlak atau watak tertentu. Makna etika tersebut hampir sama dengan moral yang juga berarti kebiasaan atau adat (Bertens, 1997:5). Sebagai kata sifat, moral mengandung makna berkenaan dengan perilaku baik dan buruk. Dalam hubungan ini, etika merupakan moral yang dapat menciptakan suasana khas pada bidang kerja seseorang yang dibentuk oleh sifat dan sikap yang menumbuhkan naluri moralitas, nilai-nilai kehidupan yang hakiki dan memberi inspirasi kepada manusia untuk secara bersama-sama menemukan dan menerapkan nilai-nilai kesejahteraan dan kedamaian umat manusia.
4. ETIKET
Ada beberapa perbedaan yang sangat penting antara etika dan etiket. Bertens (2004: 8-11) menyajikan beberapa perbandingan yang diringkas dan dipertegas sebagai berikut :
  • Etiket menunjukkan cara (yang dianggap tepat dan diterima) suatu tindakan yang harus dilakukan manusia dalam suatu kalangan tertentu
  • Etiket hanya berlaku jika ada orang atau pihak lain yang menyaksikan suatu tindakan.
  • Etiket bersifat relatif. Etiket sangat tergantung pada anggapan kalangan atau budaya yang memberlakukan etiket.
  1. Mempergunakan busana yang tidak melanggar aturan, norma, kepatutan dalam lingkungan dimana kita berada. (di kampus jangan mempergunakan pakaian yang terbuka/terlihat aurat atau anggota tubuh yang seharusnya ditutupi).
  2. Bisa mengikuti mode, tapi tetap harus sesuai acara, sesuai waktu, sesuai tempat
  3. Hindari menggunakan pakaian yang terlalu mencolok atau menarik perhatian orang, terutama di tempat umum
  4. Hindari busana yang membuat anda sulit bergerak/melangkah
  5. Hindari aksesoris yang menimbulkan bunyi-bunyi waktu anda bergerak
  6. Hindari aksesoris yang menimbulkan bunyi-bunyi dan yang mudah tersangkut, karena anda akan hilir mudik dipanggung dan belakang panggung serta berdekatan dan bergesekan dengan orang lain.
  7. Hindari sepatu yang tidak nyaman dan bersuara keras waktu melangkah
  8. Pastikan busana anda sudah rapih, jangan membetulkan/ merapihkan sembarangan.
Percakapan merupakan unsur penting dalam hubungan sesama manusia, nilai suatu percakapan akan mempengaruhi suasana dan kelanjutan dari suatu hubungan. Dalam menciptakan suatu percakapan yang menyenangkan diperlukan seni tersendiri dan hal inipun memerlukan etika tersendiri.
Sikap Pokok Yang Harus Dimiliki Pada Saat Berbicara
  1. Mutual Respect (Saling Menghargai)
  2. Speak Up (Berbicara Dengan Terang Dan Jelas)
  3. Careful Listening (Mendengar Dengan Sungguh-Sungguh)
  4. Communication Ability (Kemampuan Berkomunikasi)
  5. Positive Thinking (Berpikir Positif)
Sikap pada waktu bicara hendaknya sopan:
  1. Jangan sambil mengunyah permen karet
  2. Jangan menggaruk-garuk badan atau kepala
  3. Jangan bertolak pinggang atau tangan disaku
  4. Jangan tetap duduk jika seseorang datang mengajak kita berbicara, sedangkan orang itu tetap berdiri (tentu tergantung siapa orangnya).
  5. Tataplah wajah lawan bicara kita
  6. Janganlah berbicara dengan rokok dimulut
  7. Bila sedang duduk dengan sikap yang santai sekali, dan seorang yang lebih tua datang, duduk disebelah kita dan mengajak bicara, hendaknya sikap duduk diperbaiki.
  8. Jangan terus menerus bicara sehingga tidak memberi kesempatan pada orang lain.
Apabila berbicara dengan orang lain, yang harus diperhatikan ialah:
  1. Volume suara, keras atau lembut disesuaikan dengan situasi
  2. Kecepatan berbicara
  3. Tinggi rendahnya nada suara, jangan cempreng atau melengking
  4. Nada suara hendaknya mengandung keramahan
  5. Pilihlah kata yang sopan
Dalam melakukan pembicaraan (conversation):
  1. Jika baru berkenalan jangan membicarakan agama, politik atau hal-hal yang sifatnya sangat pribadi.
  2. Jangan memonopoli pembicaraan
  3. Bila ingin mengundurkan diri, carilah alasan yang dapat diterima
  4. Jangan terlalu memperhatikan apa yang dikenakan oleh lawan bicara kita
  5. Ucapkanlah kata-kata dengan jelas dan terang, bila kita kurang menangkap apa yang dikatakan oleh lawan bicara kita jangan menggunakan hata “ha” atau “apa” melainkan gunakan maaf…..bisa diulang atau dibantu.
Cara dan gaya bahasa berbicara dengan baik antara lain:
  1. Berbicara cukup perlahan
  2. Tidak terlalu keras dan tidak terlalu lemah
  3. Berbicara bersemangat
  4. Berbicara ada tekanan tertentu
Seseorang menjadi pendengar yang efektif:
  1. Berhentilah bicara karena seseorang tidak akan dapat mendengarkan dengan baik pada waktu ia bicara
  2. Timbulnya suasana yang memungkinkan orang yang berbicara melakukannya dalam suasana bebas tanpa diliputi oleh rasa takut.
  3. Tunjukkan kepada orang yang sedang bicara bahwa anda ingin mendengarkan hal-hal yang ingin disampaikannya.
  4. Tumbuhnya rasa empati
  5. Bersikap sabar-jangan melakukan interupsi dalam bentuk apapun
  6. Pendengar hendaknya jangan emosional
  7. Pendengar sebaiknya mengajukan pertanyaan, misalnya untuk kejelasan yang sekaligus berarti ia adalaah seorang pendnegar yang betul-betul menaruh minat pada hal yang sedang dibicarakan
5. ETIKA KERJA/PROFESI
Definisi profesi berdasarkan buku misalnya sebagai berikut: profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.
Secara umum ada 5 ciri yang disetujui oleh banyak penulis sebagai ciri sebuah profesi. Adapun ciri itu ialah:
  1. Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan intensif sebelum memasuki sebuah profesi.
  2. Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan.
Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat. Adapun ketiga ciri tambahan tersebut ialah:
  1. Adanya proses lisensi atau sertifikat. Ciri ini lazim pada banyak profesi namun tidak selalu perlu untuk status profesional. Dokter diwajibkan memiliki sertifikat praktek sebelum diizinkan berpraktek. Namun pemberian lisensi atau sertifikat tidak selalu menjadikan sebuah pekerjaan menjadi profesi.
  2. Adanya organisasi. Hampir semua profesi memiliki organisasi yang mengklaim mewakili anggotanya.
Dengan demikian sebenarnya kode etik tidak merupakan syarat mutlak keberadaan sebuah profesi. Namun demikian karena kode etik disusun oleh organisasi profesi maka keberadaan kode etik dapat dikaitkan dengan keberadaan organisasi dan organisasi ini merupakan syarat tambahan, berbeda dengan syarat mutlak yang dicantumkan dalam ketiga butir persyaratan sebuah profesi.

6. PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI
  1. Tanggung Jawab
  • Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya
  • Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya
  • Agar setiap profesi bertanggung jawab atas dampak dari tugas terhadap perusahaan teman, buruh dan keluarga
  1. Keadilan, prinsip ini menuntut untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
  2. Otonomi, prinsip ini menuntut setiap kaum profesional memiliki dan diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya.